Jumat, 21 Mei 2010

Seni Tari

Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh manusia yang sama sekali lepas dari unsur ruang, dan waktu, dan tenaga.

Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika.

Beberapa pakar tari melalui simulasi di bawah ini beberapa tokoh yang mendalami tari menyatakan sebagai berikut.

Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Secara tidak langsung di sini Haukin memberikan penekanan bahwa tari ekspresi jiwa menjadi sesuatu yang dilahirkan melalui media ungkap yang disamarkan.

Di sisi lain ditambahkan oleh La Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.

Untuk menjadi bentuk yang nyata maka Suryo mengedepankan tentang tari dalam ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif (Meri:1987, 12). Dalam upaya merefleksikan tari kedua tokoh sejalan.

Kesejalanan yang dikembangkan berhubungan dengan konsep tari masih banyak diperdebatkan. Hal ini terbukti masih belum komplitnya pemahaman tari itu sendiri yang berkembang di masyarakat. Laju pertumbuhan tari memberi corak budaya yang lebih variatif, dinamis, dan sangat beragam intensitas pendalamannya. Oleh sebab itu dalam beberapa tahun ke depan tari menjadi semakin memiliki aura yang diharapkan digali terus menerus.

Dalam perkembangan berikut, tari disampaikan oleh Soedarsono bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui gerak ritmis yang indah. Sejalan dengan pendapat kedua tokoh terdahulu dalam buku ini, pada prinsipnya masalah ekspresi jiwa masih menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar. Pernyataaan yang mendasar tentang ekspresi jiwa manusia menjadi salah satu kunci tari menjadi bagian kehidupan yang mungkin hingga waktu mendatang selalu menjadi tumpuhan perkembangannya.

Dalam konteks yang masih sama Soeryodiningrat memberi warna khasanah tari bahwa beliau lebih menekankan kepada gerak tubuh yang berirama. Hal ini seperti terpetik bahwa tari adalah gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari (Soeryodiningrat: 1986, 21). Lebih jauh lagi ditambahkan CurtSach bahwa tari merupakan gerak yang ritmis (CurtSach: 1978, 4).

Tari sering kita lihat dalam berbagai acara baik melalui media televisi (TV), maupun berbagai kegiatan lain seperti pada acara khusus berupa pergelaran tari, paket acara tontonan yang diselenggarakan misalnya oleh Taman Mini Indonesia Indah (TMII), paket acara yang digelar oleh Pasar Seni Ancol, dan acara tontonan dalam kegaiatan kenegaraan maupun acara-acara yang berkaitan dengan keagamaan, perkawinan maupun pesta lain yang berhubungan dengan adat.

Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja.

Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara Agama dan Adat.

Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untu mengikuti irama tari, gerak tari, maupun unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi pendukungnya.

Tari pada kenyataan sesungguhnya merupakan penampilan gerak tubuh, oleh karena itu tubuh sebagai media ungkap sangat penting perannya bagi tari. Gerakan tubuh dapat dinkmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Dengan itu tubuh berfungsi menjadi bahasa tari untuk memperoleh makna gerak.

Tari merupakan salah satu cabang seni yang mendapat perhatian besar di masyarakat. Ibarat bahasa gerak, hal tersebut menjadi alat ekspresi manusia dalam karya seni. Sebagai sarana atau media komunikasi yang universal, tari menempatkan diri pada posisi yang dapat dinikmati oleh siapa saja dan kapan saja.

Peranan tari sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai acara yang ada dalam kehidupan manusia memnfaatkan tarian untuk mendukung prosesi acara sesuai kepentingannya. Masyarakat membutuhkannya bukan saja sebagai kepuasan estetis saja, melainkan juga untuk keperluan upacara agama dan adat.

Dalam konteksnya, beberapa unsur gerak tari yang tampak meliputi gerak, ritme, dan bunyi musik, serta unsur pendukung lainnya. John Martin dalam The Modern Dance, menyatakan bahwa, tari adalah gerak sebagai pengalaman yang paling awal kehidupan manusia. Tari menjadi bentuk pengalaman gerak yang paling awal bagi kehidupan manusia.

Media ungkap tari berupa keinginan/hasrat berbentuk refleksi gerak baik secara spontan, ungkapan komunikasi kata-kata, dan gerak-gerak maknawi maupun bahasa tubuh/gestur. Makna yang diungkapkan dapat diterjemahkan penonton melalui denyut atau detak tubuh. Gerakan denyut tubuh memungkinkan penari mengekspresikan perasaan maksud atau tujuan tari.

Elemen utamanya berupa gerakan tubuh yang didukung oleh banyak unsur, menyatu-padu secara performance yang secara langsung dapat ditonton atau dinikmati pementasan di atas pentas. Dengan demikian untuk meperoleh gambaran yang jelas tentang tari secara jelas.

Seperti dikutip oleh M. Jazuli dalam (Soeryobrongto:1987, 12-34) dikemukakan bahwa gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik adalah tari. Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari (Jazuli, 1994:44).

Pada dasarnya gerak tubuh yang berirama atau beritmeritme memiliki potensi menjadi gerak tari. Salah satu cabang seni tari yang di dalamnya mempelajari gerakan sebagai sumber kajian adalah tari. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu bergerak. Gerak dapat dilakukan dengan berpindah tempat (Locomotive Movement). Sebaliknya, gerakan di tempat disebut gerak di tempat (Stationary Movement).

Hal lain juga disampaikan oleh Hawkins bahwa, tari adalah ekspresi perasaan manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk media gerak sehingga gerak yang simbolis tersebut sebagai ungkapan si penciptanya (Hawkins, 1990:2). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dirangkum bahwa, pengertian tari adalah unsur dasar gerak yang diungkapan atau ekspresi dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama.

Di sisi lain Sussanne K Langer menyatakan, tari adalah gerak ekspresi manusia yang indah. Gerakan dapat dinikmati melalui rasa ke dalam penghayatan ritme tertentu. Apabila ke dua pendapat di atas digabungkan, maka tari sebagai pernyataan gerak ritmis yang indah mengandung ritme.

Oleh sebab itu, tari lahir merupakan ungkapan hasrat yang secara periodik digerakan sebagai pernyataan komunikasi ide maupun gagasan dari koreografer yang menyusunnya.

Sependapat kedua pakar di atas, Corry Hamstrong menyatakan bahwa, tari merupakan gerak yang diberi bentuk dalam ruang. Pada sisi lain Suryodiningrat seorang ahli tari Jawa dalam buku Babad Lan Mekaring Djoged Djawi menambahkan, tari merupakan gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan irama musik (gamelan) diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud tertentu. Soedarsono menyatakan bahwa, tari sebagai ekspresi jiwa manusia yang diaungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. Dengan demikian pengertian tari secara menyeluruh merupakan gerak tubuh manusia yang indah diiringi musik ritmis yang memiliki maksud tertentu.

Dengan demikian dapat diakumulasi bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan beberapa gerak ritmis.

Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dibentuk media gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan koreografer. Sebagai bentuk latihanlatihan, tari digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan irama seseorang. Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti manusia yang mempelajarinya.

Untuk memperoleh pengertian tari lebih mendalam, maka diperlukan informasi tentang unsur tari, aspek tari, dan pendukung tari melalui sumber media dalam bentuk foto-foto, VCD/DVD serta media lain.

Selasa, 10 November 2009

PERINGATAN HARI PAHLAWAN


Tanggal0 November yang lalu merupakan hari yang diperingati oleh rakyat Indonesia sebagai hari pahlawan. Peringatan ini ditujukan untuk pengenangan jasa para pahlawan kita yang sudah berjasa terhadap negara. Mereka rela bertumpahkan darah dalam mem perjuangkan negara ini.Selama itu mereka mengorbankan harta bahkan nyawa,maka hendaklah kita sebagai generasi penerus bangsa ikut memperingati dan memeriahkan dengan berbagai acara yang bermanfaat,agar tidak sia-sia pengorbanan para pahlawan.
kita sebagai generasi mudah harus menjadikan pahlawan sebagai tauladan untuk dicontoh semangat serta pengorbanan pahlawan tersebut. Terakhir mari kita munculkan kembali semangat para pahlawan dalam diri kita sebagai generasi muda yang mempunyai sifat patriotisme dan nasionalisme yang tinggi.

Selasa, 03 November 2009

SUMPAH PEMUDA

Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai "Hari Sumpah Pemuda".

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Selain itu hasil rumusa yang berupa isi dari sumpah pemuda iu adalah

Sumpah Pemuda versi orisinal[2]:

Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:

Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Jumat, 23 Oktober 2009

CONGRATULATION

Sungguh menjadi suatu kebanggaan bagi kita semua atas penghargaan yang telah didapat dari MENTRI KEHUTANAN INDONESIA dalam rangka lomba penghijauan dan konferensi tingkat nasional.Ini semua kita peroleh tidak lepas dari kerja keras BUPATI KUANTAN SINGINGI yaitu H.SUKARMIS karena bukan hanya penghargaan ini yang kita dapat tetapi masih banyak prestasi-prestasi lain yang telah kita capai bersama.
Tetapi hal tersebut jangan justru membuat kita sebagai masyarakat KUANSING tidak mau lagi merawat dan juga melestarikan hutan yang ada diKUANTAN SINGINGI ini.Penghargaan yang kita dapat ini membuktikan bahwa sebenarnya KUANSING adalah daerah yang kaya akan sumber daya alam apabila dimanfaatkan secara efisien dan tidak ada lagi tangan-tangan jahil yang merusak hutan dengan sesuka mereka.
Untuk itu kedepannya kita harus bisa mempertahankan prestasi yang telah kita dapat ini dengan sebaik-baiknya karena biar bagaimanapun penghargaan ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan kita semua...sekian.........!!!!!!!!!

Kamis, 15 Oktober 2009

HUT KUANTAN SINGINGI KE - 10

Vita Ramadhani
XI IPA 2
Art Of Culture
Oleh Ronaldo Rozalino S.Sn

Pada tanggal 12 Oktober 2009, Kuantan Singingi merayakan hari lahirnya yang ke- 10. Walaupun Kuantan Singingi bisa di katakan masih belia, akan tetapi pembangunan negerinya cukup maju. Hal itu ditandai dengan pembangunan sarana dan prasana yang cukup ada. Kita juga bisa melihat kota jalur yang terpampang bangga dengan artistik seni negeri. Bahkan, kantor Bupati Kuansing dinobatkan sebagai perkantoran untuk percontohan dengan daerah atau kabupaten lainnya di Provinsi Riau.


Kabupaten yang dijuluki sebagai kota jalur ini, di pimpin dalam masa pemerintahan H.Sukarmis. Dalam masa pimpinannya inilah terlihat bahwa pembangunan di pelosok negeri juga diperhatikan. Ini menjadi suatu indikasi bahwa adanya sistem kerja yang kompak di antara para pemimpin negeri, Kabupaten Kuantan Singingi.

Dengan bertambahnya usia Kuansing, harapannya untuk ke depan agar
negeri ini bertambah maju, baik itu dari sektor pembangunan, keamanan dan tingkat kemakmuran negeri, tak lupa jua sektor pendidikan anak negeri untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas serta berjiwa spritual yang tinggi.

MAJULAH NEGERIKU... DAN TETAP BERJAYA SAMPAI KAPANPUN !!!!!!!!!!!

Jumat, 09 Oktober 2009

Budaya Indonesiayang di klaim malaysi


Klaim kebudayaan Indonesia masih saja terus dilakukan Malaysia. Setelah sebelumnya lagu ‘rasa sayange’, batik, angklung, reog Ponorogo, bunga Raflesia, dan yang terbaru tarian sakral Bali, tari Pendet. Inikah cara Malaysia meng-‘KO’ (Knock Out) RI?
Geram dan marah muncul dari masyarakat Indonesia menyikapi klaim kebudayaan yang dilakukan Malaysia. Berbagai aset budaya nasional dalam rentang waktu yang tak begitu lama, diklaim negara tetangga.
Pola pengklaimannya pun dilakukan melalui momentum formal kenegaraan. Seperti melalui media promosi ‘Visit Malaysia Year’ yang diselipkan kebudayaan nasional Indonesia.
Klaim-klaim ini seperti menambah deretan panjang kisruh Indonesia versus Malaysia. Mulai persoalan perbatasan Ambalat, hingga persoalan penanganan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
Klaim terbaru soal tari pendet seperti mempertegas posisi Malaysia versus Indonesia. Kondisi ini pun menjadikan polemik di internal, ada yang menyikapinya konfrontatif ada pula yang melalui jalur ‘damai’.
Salah satunya yang disampaikan pemerhati budaya Edi Haryono. Menurut dia, sudah saatnya RI-Malaysia duduk bersama untuk mendata secara detil mana kebudayaan Indonesia dan mana kebudayaan Malaysia.
Menurut pemimpin Theater Bela Studio ini, persoalan seperti klaim tari Pendet oleh Malaysia masih berpeluang terus terjadi dan tidak hanya dari Malaysia, namun negara lainnya di sekitar Indonesia. “Bisa saja, nanti Brunei Darussalam juga mengklaim kebudayaan kita. Ini karena, memang pada dasarnya kita satu nusantara,” cetusnya.
Menurt Edi, dalam beberapa kasus pengklaiman budaya RI oleh Malaysia karena ketidaktahuan negara jiran itu atas budaya Indonesia. Budaya yang telah melekat di Indonesia, juga menjadi bagian budaya bagi masyarakat Malaysia yang diperkenalkan oleh orang tuanya sejak kecil.
“Seperti pernyataan Anwar Ibrahim yang menegaskan sejak kecil dirinya sudah tahu tentang lagu-lagu dari Indonesia, meski warga Malaysia tidak tahu kalau lagu itu dari Indonesia,” paparnya.
Realitas ini setidaknya untuk mendamaikan suasana antara kedua belah pihak. Meskipun, Edi tidak menampik pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia terdapat kemungkinan faktor kesengajaan. “Mungkin saja ada faktor kesengajaan. Makanya, harus duduk bersama untuk mendata kebudayaan masing-masing negara,” tegasnya.

Rabu, 07 Oktober 2009

GEMPA SUMATERA MERENGGUT BANYAK NYAWA





Pengalaman pahit!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!ini dirasakan kembali oleh warga SUMATERA, diman pada tahun silam kota Aceh dilanda oleh TSUNAMI besar yang menelan ratusan bahkan ribuan nyawa. Mereka kehilangan orang-orang yang mereka kasihi, tempat mereka berlindung.
Hal serupa.......................juga dialami kembali oleh warga sumatera yaitu kota Padang. Gempa yang terjadi pada hari Rabu, tanggal 30 September 2009, yang mengguncang kota Pariaman dan sekitarnya. Kota yang mulanya tertata rapi kini hancur dan rata dengan tanah, bahkan masih banyak mayat yang belum ditemukan diantara puing-puing reruntuhan rumah mereka.
Bantuan mulai berdatangan baik dari dalam maupun luar negeri, akan tetapi tidak hanya itu yang mereka butuhkan, mereka masih mengharapkan bantuan secara moril untuk menghapuskan kenangan pahit yang mereka alam i melalui peristiwa yang na'as tersebut.
TRAUMA.........................inilah hal-hal yang dialami oleh saudara-saudara kita yang berada di pusat terjadinya gempa yang cukup kuat itu, yaitu sekitar 7,8 skala richter yang mengguncang kota Padang dan seisihnya.
Hati kita pastilah tersentuh karena jika kita lihat dan perhatikan melalui televisi atau media lainnya, betapa menderitanya mereka yang ditimpa musibah tersebut.Akan tetapi, ini merupakan ujian bagi mereka yang harus mereka terima dengan penuh ketabahan.
Inikah tanda-tanda kiamat????????????????????akankah kita menyadari apa yang kita perbuat saat ini??????masih banyakkah dosa yang belum dan takkan mungkin terhapus????????????bukan satu atau dua bencana yang sudah kita rasakan. Ini merupakan peringatan dari ILAHI RABBI.
Mungkin cobaan ini terjadi karena ulah manusia juga yang terlalu mementingkan kebahagiaan dunia saja sehingga mereka akan kewajiban mereka sebagai umat manusia, sehingga Allah SWT murka dan memberikan sebagian kecil azabnya seperti yang kita saksikan di sekitar kita.
Sanggupkah kita........untuk menerima dan mengalami azab Allah yang lainnya?????????????

vita ok © 2008 Por *Templates para Você*